
Sosok Rizieq Shihab menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Seperti diketahui, imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu pulang dari Arab Saudi, Selasa pekan lalu. Sontak, kepulangan Rizieq juga disorot karena menimbulkan kerumunan massa.
Padahal, kerumunan massa dalam jumlah besar dilarang saat ini karena ada pandemi Covid 19. Walhasil, kerumunan massa yang melibatkan Rizieq dan para simpatisannya itu kini berbuntut panjang. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya.
Keduanya dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Polda Metro Jaya juga memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa pejabat lain terkait penyelenggaraan acara Rizieq itu. Teranyar, beredar video sejumlah orang berseragam TNI menurunkan spanduk dan baliho Pemimpin FPI Rizieq Shihab.
Mengenai hal ini, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara. Berikut deretan pernyataannya: Dudung mengakui bahwa dirinyalah yang meminta pasukannya untuk menurunkan baliho tersebut. "Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," ujarnya.
Dudung kemudian menjelaskan kronologi pencopotan baliho tersebut. Awalnya, jelas Dudung, sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin tersebut. Namun, pihak FPI malah kembali memasang baliho baliho yang dimaksud.
Atas alasan tersebut, jajaran TNI kemudian ikut turun tangan. "Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum." "Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Dudung kemudian mengusulkan agar FPI dibubarkan saja. "Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja." "Kalau coba coba dengan TNI, mari."
"Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka sukanya sendiri." "Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," katanya. Dudung lalu mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI bahwa akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya." "Kalau coba coba, akan saya hajar nanti," kata Dudung. Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas langsung bertepuk tangan.
Dudung kemudian merespons itu. "Semua prajurit mendukung. Siap kalian, ya?" kata Dudung. "Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.
Di sisi lain, sejumlah relawan Satuan Tugas Penanganan Covid 19 memutuskan untuk mengundurkan diri. Bukan tanpa alasan, mereka mundur lantaran geram dengan langkah Satgas Covid 19 beberapa waktu terakhir. Seperti diketahui, Satgas Covid 19 sempat memfasilitasi acara kerumunan yang digelar Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Mereka menyumbang puluhan ribu masker dan hand sanitizer untuk acara tersebut. Menurut relawan, Satgas Covid 19 seharusnya menertibkan acara tersebut, bukan malah menyumbang alat medis. "Pemberian 20.000 masker dan hand sanitizer itu menuai protes termasuk dari relawan."
"Mestinya acara itu ditertibkan sesuai protokol kesehatan, bukan malah disumbang masker sebanyak itu," kata Abdul Mufid, salah satu relawan, membacakan pernyataan sikap di depan Hotel The Media, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2020) seperti dikutip dari Kompas.com. Menurut Abdul, langkah Satgas Covid 19 yang menyumbangkan masker dan hand sanitizer bisa diartikan bahwa Satgas mendukung kegiatan kerumunan di markas FPI itu. Sontak, hal tersebut jadi menciderai perasaan relawan yang selama ini sudah bekerja.
"Tindakan yang dilakukan itu telah mencederai usaha yang sudah kami bangun selama delapan bulan terakhir," kata Abdul. Ia menyatakan mosi tidak percaya terhadap pimpinan Satgas Penganan Covid 19 dan jajarannya. Karena itu, mereka mengundurkan diri.
"Kami Relawan Satgas Penanganan Covid 19 akan tetap berkomitmen melanjutkan aktivitas kemanusiaan sebagai Relawan Pencegahan Covid 19 di lembaga dan cara masing masing," kata Abdul. Setelah membacakan pernyataan sikap itu, puluhan relawan melepaskan rompi dan ID Card masing masing. Mereka menumpuk rompi dan ID card itu.
Aksi itu diikuti sekitar 20 orang relawan. Namun, Agus mengklaim aksi mengundurkan diri ini sudah disetujui oleh 2.000 orang relawan Satgas Covid 19 se Jabodetabek. Hanya saja tak semuanya mengikuti acara pernyataan sikap itu mengingat kondisi pandemi.
"Kan kami tidak boleh buat kerumunan." "Jadi ini hanya perwakilan saja," kata dia. Saat menanggapi aksi tersebut, Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid 19, Andre Rahadian mengatakan bahwa pihaknya memahami perasaan beberapa relawan yang melakukan aksi tersebut.
“Kami menerima ini sebagai bentuk aspirasi beberapa orang relawan." "Kami menampung aspirasi ini. Tapi kami yakin dalam hati kecil para relawan mereka tetaplah relawan." "Apalagi selama ini sudah terbukti kerja para relawan mampu membantu warga yang mengalami masa sulit selama wabah coronavirus ini,” ucap Andre.