Duka menyelimuti keluarga , Isti Yudha Prastika. Ibu korban tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat prosesi pemakaman di TPU Pondok Petir, Bojong Sari, Depok, Sabtu (16/1/2021). Saat peti jenazah almarhumah diturunkan dari ambulans, pihak keluarga yang mengiringi sudah meneteskan air mata.
Irianningsih, sang ibu bahkan sampai harus dipapah menuju area liang lahat karena masih larut dalam kesedihan. Begitu juga Udjang Usman, sang ayah. Raut wajahnya sendu dan lebih banyak menunduk. Jenazah Isti yang terbungkus dalam peti, dimasukkan ke dalam liang lahat setelah azan dikumandangkan.
Sementara, hampir seluruh keluarga yang hadir menangis. Hujan air mata mengiringi Isti ke peristirahatan terakhirnya. Beberapa kerabat dan keluarga lainnya membacakan tahlil dan doa.
Tangis Irianingsih dan Udjang semakin menjadi saat menaburkan bunga. Kepergian Isti yang merupakan anak bungsu itu juga diwarnai kesedihan kakak serta abangnya. Irianningsih menjadi sosok yang paling terpukul, ia tidak henti mengusap usap foto buah hatinya yang disandarkan ke papan nisan.
Sang ibu bahkan tidak ingin meninggalkan makam, ia ingin menemani Isti yang karib ia panggil adik itu. "Enggak mau pulang, adik sendirian," ujar Irianingsih sambil menangis. Ia dirangkul anggota keluarga yang lain agar mau ikhlas dan kembali pulang ke rumah.
"Kasihan adik sendirian," kata Irianingsih. Isti merupakan pramugari Nam Air yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021). Jenazahnya berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri, dan diumumkan Kombes Pol Jefri dari Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis), Jumat (15/1/2021) malam.