Seorang relawan tim dokter pertama di RS Darurat Covid 19 Wisma Atlet Kemayoran bernama dr Debryna memberikan kesaksian terkait penanganan pasien Covid 19. Debryna mengaku melihat secara langsung bahwa pasien dengan pikiran positif lebih cepat sembuh. "Imunitas yang baik itu akan tercipta dari suasana hati. Baru kali ini benar benar melihat, kalau pasien yang pikirannya bisa positif, pasien yang bisa dibawa enjoy, itu beneran cepat banget sembuhnya."
Debryna mengaku melanjutkan ceritanya, pada mulanya orang tuanya tidak setuju. Namun ia terus memberikan pemahaman bahwa yang ia lakukan untuk kemanusiaan dan memastikan keselamatan generasi penerus bangsa. Bahkan ia tak terlalu mengharapkan balasan, meskipun pemerintah telah memberikan instentif atau tunjangan bagi para relawan.
"Basis kami kerelawanan, itu tujuan utama kami. Dengan adanya insentif dan lain lain, itu plus dan terimakasih sekali," imbuh Debryna. Selamat bertugas jadi relawan, Debryna empat merasa sedih ketika ada teman dekatnya terkena Covid 19. Padahal temannya itu menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat.
"Tapi namanya manusia, keluputan pasti ada, sehingga terinfeksi dan masuk ICU dan waktu itu keadaannya buruk," kata dia. Debryna berpesan kepada masyarakat yang masih meragukan pandemi Covid 19, suapaya menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam kesehariannya. "Pesan kami pakai masker dan jaga jarak. Jadi nggak peduli kalian sangat percaya atau sangat tidak percaya, intinya kalian lakukan 2 hal itu saja," pesannya.
Cerita berbeda juga dibagikan Kepala Perawat ICU RS dr Kanujoso Balikpapan, Rustina Susanti. Rustina mengaku harus mengenakan baju alat pelindung diri (APD) selama 8 jam sehari saat bertugas di ruang ICU. Meski demikian saat bertugas, ia tak lupa mengingatkan agar pasiennya berpikiran positif dan banyak tertawa agar suasana hati menjadi bahagia.
Tetapi kepada keluarganya, ia harus memberikan pemahaman pada anak anaknya tentang tanggung jawab mulia yang diembannya. "Mungkin ini imunisasi alami buat kita semua. Yang penting kita semua jaga diri, pakai masker, minum vitamin dan makan teratur, istirahat, semoga kita dijaga oleh Allah SWT," ujar Rustina. Sama dengan Debryna, Rustina juga bekerja secara ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan.
Namun ia mengaku mendapatkan insentif atau tunjangan dari pemerintah terhitung sejak Maret lalu. "Alhamdulillah menjadi imun, dan imun buat teman teman penyemangat," katanya. Bagi Rustina, perjuangannya memerangi Covid 19 tidaklah mudah, ada pukulan berat yang sempat dirasakannya.
Seorang teman sejawatnya sesama tenaga medis harus meninggal di ruang ICU tempatnya bertugas, karena terpapar Covid 19. "Ini benar benar kaya telibat drama, bikin lemas, di saat itu secara otomatis kami yang ada di ruang ICU lemas semuanya," kata Rustina mengenang rekannya itu. Rustina tidak lupa dalam kesempatan tersebut juga berpesan agar masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Terutama 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. "Takut boleh, tapi waspada wajib. Kalau takutnya berlebihan, imun kita jadi turun, akhirnya kita menurunkan daya tahan tubuh." "Satu pesan saya, kalau ada yang masih tidak percaya, saya antar kita tur ke ruangan saya, saya perlihatkan orang yang sedang berjuang antara hidup dan mati," pesan Rustina.