BUMN Klaster Pangan mengupayakan peningkatan hasil pertanian melalui program Food Estate di Kecamatan Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat di atas lahan seluas 1.000 Hektar (Ha) milik BUMN PT Sang Hyang Seri (Persero) yang saat ini tengah berjalan. Program tersebut bertujuan membangun suatu model budidaya pangan khususnya tanaman padi melalui konsep Corporate Farming yang efektif. Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menyatakan, di saat situasi seperti ini sentuhan BUMN dalam pengelolaan pangan sangat dibutuhkan, apa lagi melibatkan petani dalam pengerjaanya, maka peran klaster pangan BUMN harus dioptimalkan.
Said menilai, konsep Corporate Farming yang diterapkan klaster pangan BUMN harus memastikan kemitraan dengan petani memiliki hubungan yang setara dan menguntungkan bagi petani. Pasalnya, selama ini model model korporasi pangan atau estate pangan belum ada yang sepenuhnya berhasil. “Saya pikir memang kalau toh kerja sama dengan petani memang perlu memastikan kerjasamanya cukup menguntungkan petani dalam arti tidak menempatkan petani sebagai subjek dari food estate itu sendiri, jadi harus setara hubungan itu,” jelasnya.
Program ini dilaksanakan secara terintegrasi dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream). Produksi padi/gabah yang dihasilkan nantinya akan diolah dipenggilingan, baik penggilingan milik BUMN maupun bermitra dengan penggilingan setempat dalam rangka memberdayakan UMKM dan Koperasi Tani. Di sektor hulu BUMN Klaster Pangan akan menggandeng Kelompok Tani, Koperasi Tani, dan BUMDES. Sementara di sektor tengah (manufacturing/produksi), BUMN Klaster Pangan dapat memanfaatkan infrastruktur internal dan juga bekerjasama dengan para penggilingan milik Kelompok Kania tau BUMDES.
Adapun di sektor hilir, BUMN klaster pangan dapat berperan sebagai offtaker dan pasar bagi produksi sendiri dan produksi para petani dan produsen padi, gabah, serta beras. Menurut Said, program itu menarik, namun posisi petani ia berharap jangan sampai dianaktirikan atau disub ordinasikan, yang berakibat akan merugikan bagi petani. Ia juga menyebut, model estate malah cenderung dijadikan proyek 'Bancakan' untuk kepentingan dan keuntungan pihak tertentu.
"Jadi selain pentingnya menempatkan petani pada posisi yang setara, saya pikir akuntabilitas dan keterbukaan dalam operasional food estate oleh BUMN ini jadi syarat penting juga supaya publik dan petani dapat mengontrol sehingga tujuan utama estate dapat tercapai," jelasnya. Selain itu, dalam konsep Corporate Farming , guna memastikan hasil yang optimal, proses kegiatan dimulai dengan melakukan uji kondisi tanah, sistem pengairan (irigasi), dan proses budidaya. Said mengingatkan, perubahan iklim yang tidak menentu perlu adanya kesiapan penggunaan teknologi sebagai pendukung peningkatan hasil produksi pangan.
“Mengingat juga situasinya kaya sekarang, itu perubahan iklimnya gradual tahun ini kemarau basah, tahun depan jangan jangan kemaraunya lebih panjang, itu hal hal yang menurut saya perlu diseriusi dalam konteks kesiapan teknologi dan daya pendukung yang lainya,” tuntasnya. Sebelumnya, Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Karyawan Gunarso mengatakan, saat ini program Food Estate sedang dikembangkan oleh BUMN Klaster Pangan dan saat ini sudah berjalan memasuki masa penanaman, pertumbuhan tanaman, dan perawatan. “Kondisi tanamannya sudah tumbuh cukup bagus, dengan anakan rumpun padi yang cukup banyak," ungkap Karyawan Gunarso.
Ia mengatakan, ditargetkan terdapat peningkatan produktivitas rata rata 30 persen lebih, atau dari rata rata awal produksi 6 ton per hektar menjadi minimal rata rata 8 ton 8.5 ton per hektar. "Fokus di lapangan adalah bagaimana menjaga tanaman dari serangan hama pengganggu seperti tikus dan weren yang dapat menyebabkan berkurangnya hasil produksi secara signifikan,” ungkapnya. Dalam pelaksanaannya, pihak Sang Hyang Seri melakukan pendampingan kepada para petani mitra hingga proses jaminan pemasaran.
Nantinya, hasil produksi berupa beras akan dipasarkan ke UMKM dan warung warung masyarakat. Salah satunya, melalui aplikasi Warung Pangan milik BGR Logistic yang merupakan salah satu anggota BUMN klaster pangan. "Sinergi program Food Estate dengan Warung Pangan akan meningkatkan peran BUMN Klaster Pangan dalam aktivitas pemenuhan rantai pasok komoditas dan produk pangan dari mulai sektor hulu, tengah, dan hilir," urainya. Adapun BUMN klaster pangan beranggotakan 9 BUMN, yang terdiri dari PT RNI (Persero) sebagai koordinator, Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari (Persero), BGR Logistic, PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Pertani (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Sang Hyang Seri (Persero).