Di tengah pandemi Covid 19 yang masih berlangsung, PT Bank DKI tetap dapat mencatatkan pertumbuhan positif dari sisi penyaluran kredit pada kuartal III 2020. Bank daerah ini membukukan kredit sebesar Rp 32,84 triliun per September 2020 atau meningkat 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 30,93 triliun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan di segmen mikro yang berhasil naik 8 persen Rp 1,16 triliun dan segmen konsumer yang tumbuh 9,9 persen menjadi Rp15,45 triliun. Pertumbuhan kredit segmen mikro tak lepas dari upaya Bank DKI dalam melakukan penyaluran kredit Monas Pemula dan Monas 25 Jakpreneur kepada debitur UMKM binaan JakPreneur.
"Untuk melayani potensi pasar mikro yang masih terbuka luas, kami juga mengembangkan layanan digital e form mikro loan. Melalui e form mikro loan, pengajuan kredit mikro dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja”, kata Direktur Kredit UMK & Usaha Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi dslam keterangan resminya, Selasa (10/11). Sedangkan pertumbuhan segmen konsumer didukung oleh upaya Bank DKI untuk meningkatkan kemudahan melalui layanan digital e Form Consumer Loan Bank DKI. Kredit komersial & korporasi juga tercatat sebesar Rp15,83 triliun per September 2020 atau tumbuh 5,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,02 triliun. Bank DKI juga masih mampu menjaga kualitas asetnya di bawah ambang batas wajar yang ditetapkan regulator. Non Performing Loan (NPL) gross perseroan ada di level 3,49 persen dan secara net ada di 0.73 persen.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 7Bank DKI juga tumbuh signifikan sebesar 13,44 persen dari semula Rp38,71 triliun per September 2019 menjadi sebesar Rp 43,91 triliun per September 2020. Alhasil aset bank ini pun meningkat 12,86 persen menjadi Rp 56,6 triliun pada periode itu. Babay bilang, Bank DKI terus berupaya untuk meningkatkan dana retail dengan mendorong pemanfaatan aplikasi JakOne Mobile. Dengan JakOne Mobile, pembukaan deposito & tabungan dapat dilakukan tanpa harus mengunjungi kantor layanan Bank DKI. Selain itu, JakOne Mobile juga dapat dipergunakan untuk melakukan pembayaran pajak dan retribusi serta berbagai tagihan sehari hari. Namun, laba bersih perseroan mengalami penurunan akibat pandemi. Per september 2020, laba bersih Bank DKI tercatat sebesar Rp401,2 miliar menurun dibandingkan dengan September 2019 sebesar Rp 584 miliar.
Penurunan net profit disebabkan oleh peningkatan beban pencadangan instrumen keuangan hingga September 2020. Seiring dengan adanya implementasi PSAK 71 yang bertujuan untuk menjaga kualitas aset serta mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan. Per September 2020, rasio coverage PT Bank DKI berada di kisaran 118,24%. Terakhir, Babay Parid menegaskan bahwa di tengah kondisi perekonomian yang belum pasti akibat pandemi Covid 19." kami (Bank DKI) terus mengambil langkah yang diperlukan untuk tetap menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, serta penerapan prinsip kehati hatian dan prudential banking," pungkasnya. Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: