Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab masih menjadi perhatian publik hingga saat ini. Seperti diketahui, Rizieq Shihab itu pulang ke Tanah Air pada hari Selasa, 10 November 2020. Kepulangan pria yang akrab disapa Habib Rizieq tersebut menimbulkan kerumunan massa.
Pada hari Sabtu, 14 November 2020, Rizieq kembali membuat kerumunan di tengah pandemi Covid 19. Ia menikahkan sang putri yang bernama Syarifah Najwa Shihab dengan Irfan Alaydrus. Saat akad nikah berlangsung, puluhan ribu massa pembela Front Pembela Islam (FPI) terlihat berbondong menyaksikan ijab kabul.
Acara tersebut rupanya berbuntut panjang. Mulai dari pencopotan dua Kapolda hingga dipanggilnya beberapa pejabat oleh pihak berwajib, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta itu menjalani pemeriksaan diPoldaMetroJayaselama kurang lebih 9,5 jam pada Selasa (17/11/2020).
Anies Baswedan diperiksa mulai pukul 09.43 WIB sampai 19.30 WIB. Dirinya dicecar 33 pertanyaan terkait kerumunan dalam acara Habib Rizieq Shihab di Petamburan. Mengenai hal ini, pengamat politik Rocky Gerung angkat bicara.
Rocky Gerung menuding Istana berharap Anies bisa terkena delik atas pelanggaran protokol kesehatan dalam kasus tersebut. "Itu dipanggil buat apa dan berjam jam, hal yang sepele, tinggal baca aturannya," ujar Rocky Gerung seperti dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official. Rocky menilai, terlihat upaya polisi untuk memperpanjang pemeriksaan Anies Baswedan.
"Jadi terlihat Polisi berupaya memperpanjang pemeriksaan karena untuk melayani kepentingan istana itu, seolah udah diperiksa dan akan ditemukan deliknya, karena istana berharap Anies itu kena delik," kata Rocky Gerung. Menurut Rocky, tidak mungkin ada tindak pidana dalam aturan PSBB. "Padahal polisi mengerti bahwa gak mungkin diberikan delik pada sifat Undang Undang yang tidak punya kekuatan hukum ke dalam Undang Undang karantina, tentu Polisi mengerti itu," ungkapnya.
Kejadian yang menimpa Anies, lanjut Rocky, disebabkan Ioleh ketidakmampuan istana untuk mengolah informasi. Rocky bahkan sampai menyinggung Menko Polhukam, Mahfud MD. "Masa Mahfud sendiri gak punya pengetahuan Undang Undang karantina tidak diberlakukan karena presiden ingin PSBB?" tanya Rocky.
"Jadi mestinya, ada tim yang membaca itu, polisi juga kesulitan untuk menegakkan hukum untuk yang sifatnya yang tidak konstan," imbuhnya. Karena itu, sejumlah petinggi membuat konferensi pers terkait kerumunan acara Habib Rizieq Shihab. "Itu yang menerangkan mengapa orang yang paham itu terpaksa memberi konfersensi pers karena takut di bully sama ahli hukum," jelasnya.
Selain Mahfud MD, Rocky Gerung juga menyinggung Doni Monardo. "Pak Doni langsung bicara bahwa Anies gak ada salahnya, Pangdam Jaya menerangkan hal yang sama." "Jadi terlihat yang punya tingteng adalah Pangdam jaya, Pak Doni, sementara istana tidak punya karena mengandalkan opini publik melalui konferensi pers Mahfud lalu diundang panglima ABRI menerangkan situasi tapi tetap tidak ada pakemnya," jelasnya.
"Jadi terlihat bocor terus kemampuan istana untuk mengolah informasi, karena pendukung istana sekarang cuma ada dua satu buzzer atau influencer, kedua adalah komisaris relawan yang semuanya nggak punya kemampuan membuat analisis keadaan." "Jadi presiden tertipu sama pembantunya sendiri sehingga muncul blunder lagi, " kata Rocky Gerung. Rocky mengatakan, hal itu berakibat pada banyaknya orang yang kembali berpihak pada Anies Baswedan.
"Akibatnya orang berpihak lagi pada Anies karena Anies memang benar, mereka punya otak dan mengerit kedudukan hukum dariPSBB," kataRockyGerung. MenurutRockyGerungseharusnyaMahfudMDbisa mengolah informasi dengan lebih baik lagi. "Mahfud sebenarnya punya gara gara semua karena tidak punya kordinasi."
"Mahfud kan Menkopolhukam yang membawahi semua informasi publik, BIN, intelejen TNI, Polisi dia tidak bisa olah, karena dia menunggangi dukungan palsu, dia pikir buzzer itu memberi informasi benar, padahal dia punya kapasitas untuk mengumpulkan informasi sebelum teledor mengucapkan pada publik, yang keluar dari pikiran Mahfud kan adalah menghukum, menghukum Anies, menghukum Habib Rizieq ," kata Rocky Gerung.