Ayah Marcus Gideon, Kurniahu Gideon, menyebut penerus Susi Susanti di Kabid Binpres PBSI harus memenuhi lima syarat. Kurniahu Gideon mengatakan kelima syarat tersebut bisa memudahkan Kabid Binpres pengganti Susi Susanti meneruskan kerja peraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 itu. Kurniahu Gideon membeberkan lima kriteria yang harus dimiliki pengganti Susi Susanti, ialah kemampuan bahasa inggris yang baik, dan wawasan bulu tangkis yang luas.
Ditambah dengan kemampuan membuat program, merangkul atlet, pelatih, dan pengurus, serta harus mempunyai wibawa. "Semuanya harus sepaket jadi ideal," ujar Kurniahu Gideon "Jika hanya memiliki dua atau tiga kriteria, lebih baik mencari sosok yang lebih pas," lanjutnya.
Ayah Marcus Gideon ini memandang kemampuan berbahasa inggris menjadi elemen penting karena menyangkut komunikasi dengan BWF. Dan membuka komunikasi dengan federasi bulu tangkis negara lain. Mengeksekusi hal itu membutuhkan sosok yang memiliki wawasan luas.
"Kalau bicara membuat program itu sudah jelas harus dimiliki seorang Kabid Binpres PBSI," terang Kurniahu. "Dan bagaimana merangkul semuanya." "Yang tidak kalah penting yaitu berwibawa."
"Orang lain akan respek, jika sosok itu punya wibawa," tukasnya. Disinggung terkait nama pengganti Susi Susanti, Kurniahu mengatakan tak punya sosok tertentu. Ia mempercayakan hal itu pada Ketua Umum PBSI yang baru, Agung Firman Sampurna.
Ia berharap sang Ketum baru bisa memilih Kabid Binpres yang layak dan meneruskan kerja Susi Susanti. Susi Susanti sendiri sejatinya menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi atau Kabid Binpres di PBSI saat kepemimpinan Wiranto. Susi Susanti dipercaya Wiranto menduduki posisi Kabid Binpres sejak tahun 2016 hingga 2020.
Selama periodenya, tim bulu tangkis Indonesia berhasil meraih total 161 gelar juara di berbagai sektor. Beberapa gelar bergengsi yang diraih tim bulu tangkis Indonesia di bawah pengawasan Susi Susanti antara lain, BWF Super Series, BWF World Championship, dan All England. Tak hanya itu, gelar Indonesia Open, China Open, hingga medali Asian Games berhasil diamankan tim bulu tangkis Indonesia.
Susi Susanti dikenal publik Indonesia lewat kiprah gemilangnya di dunia badminton dunia. Ia tercatat pernah menyabet beberapa gelar bergengsi selama karier badmintonnya. Susi Susanti berhasil menyabet gelar juara dunia junior, juara SEA Games, Open Series, All England hingga medali emas Olimpiade Barcelona pada tahun 1982 silam.
Istri dari Alan Budikusuma ini memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti. Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 49 tahun lalu. Kehebatan Susi Susanti bisa meraih berbagai gelar bergengsi tentu tidaklah mudah, ia sudah mulai latihan sejak kecil. Peran orang tua juga tak lepas dari tumbuh kembangnya Susi.
Pada usia 14 tahun, Susi Susanti telah menyabet gelar Juara World Championship Junior. Itu terjadi pada tahun 1985. Dia meraih pada nomor tunggal putri, ganda putri, dan campuran. Pada tahun 1987, ia kembali berhasil meraih gelar tersebut dari nomor tunggal dan ganda putri.
Hebatnya, Susi meraih gelar juara dunia junior sebanyak 5 kali. Sementara karier profesionalnya, Susi Susanti memulai dengan memenangkan Indonesia Terbuka pada tahun 1989. Sejak saat itu, prestasi demi prestasi di kancah profesional kian kental karena berhasil memenangkan kompetisi demi kompetisi.
Susi juga berhasil mempersembahkan Piala Sudirman untuk kali pertama untuk Tanah Air. Tak hanya itu, kehebatannya juga terasa di ajang All England dengan merengkuh gelar sebanyak empat kali 1990, 1991, 1993, dan 1994. Pada tahun 1993 ia keluar sebagai juara dunia. Satu tahun sebelumnya, masih terkenang dalam ingatan ketika dirinya merebut medali emas di ajang Olimpiade Barcelona 1992.
Namun, ketika memasuki tahun 1997, saat generasi muda mulai bermekaran, Susi Susanti lebih memilih mengundurkan diri dari dunia tepok bulu lalu memutuskan menikah dengan Alan Budikusuma, yang juga atlet kebanggan Indonesia di nomer tunggal putra.