Kemajuan teknologi di bidang pengolahan data semakin memudahkan banyak pihak untuk
menyiapkan bukti dalam bentuk transkrip fisik. Salah satunya bukti transfer yang biasanya Anda
dapatkan dari mesin ATM, tempat parkir, atau kasir. Untuk mencetaknya, Anda harus memakai
perangkat berupa printer barcode yang memanfaatkan teknik pemanasan direct thermal
barcode atau thermal transfer ribbon barcode.
Salah satu ciri khas mesin dan printer yang sudah memakai teknik pemanasan atau thermal biasanya
tidak akan mengeluarkan bunyi berderik kasar saat mencetak. Lantas, apa yang membedakan direct
thermal dengan transfer thermal?
Perbedaan direct thermal dengan transfer thermal
Direct thermal merupakan teknik pemanasan dalam printer yang tergolong sederhana, sebab hanya
menghasilkan warna hitam. Jenis kertas yang dipakai juga bukan tipe yang Anda gunakan
pada printer biasa. Anda harus memakai kertas thermal yang dirancang sedemikian rupa supaya
tahan akan proses pemanasan untuk menghasilkan cetakan.
Menyoal cara kerjanya, printer yang sudah memakai direct thermal relatif cepat karena tak
memiliki ribbon seperti pada transfer thermal. Harganya juga lebih terjangkau, sehingga sering kali
dimanfaatkan untuk sejumlah bisnis atau layanan dengan biaya operasional yang masih terbatas.
Di sisi lain, hasil cetakan direct thermal relatif mudah memudar, terutama saat terkena air atau terlalu
lama terpapar cahaya matahari. Selain itu, Anda tak bisa memilih warna lain mengingat jenis teknik
ini hanya memakai warna hitam.
Bagaimana dengan Transfer Thermal? Pada teknik pemanasan ini, printer menggunakan sebuah
media berupa pita atau ribbon yang nantinya akan dipanaskan. Warna pada ribbon pun akan
menempel (transfer) pada kertas atau media sejenis dalam proses percetakan. Cara kerja ini pula
yang membuat hasil cetakan lebih tahan lama karena ribbon tak mudah berubah akibat suhu.
Proses pada transfer thermal sekilas akan mengingatkan Anda pada stiker tempel. Hanya saja kalau
pada stiker tempel proses pemindahan ribbon pada kertas dilakukan dengan penggosokan, maka
pada transfer thermal ada pemanasan dalam tekniknya.
Selain dari teknik pencetakan, Anda juga harus memperhatikan packing kertas yang digunakan.
Pada printer biasa, jenis kertas yang dipakai adalah sistem lembaran atau flat
paper. Sementara printer barcode, baik yang menggunakan direct thermal maupun transfer thermal,
harus memakai roll paper. Mengapa? Karena jenis kertas ini akan menghemat jumlah kertas yang
ditarik untuk mencetak.
Demikian informasi seputar perbedaan antara direct thermal dengan transfer thermal yang diandalkan
dalam printer barcode. Semoga setelah menyimak artikel ini, Anda bisa memilih serta
mengoperasikan jens printer barcode yang diperlukan. Jangan lupa perhatikan detail lain seperti
pemilihan warna ribbon kalau Anda memilih teknik transfer thermal.